YOGYAKARTA
– Penyebarluasan berita tanpa melalui
proses klarifikasi masih banyak terjadi. Hal ini bisa menimpa siapa saja. Dari
para tokoh agama, politik, adat, hingga kalangan biasa. Termasuk juga mengenai
kelompok atau organisasi massa. Dalam situasi ini, sikap bijaksana
mengedepankan ukhuwah dan lapang dada harus senantiasa menjadi pilihan.
Belakangan ini, marak
beredar tulisan berjudul “Akhirnya Ketum Muhammadiyah Bolehkan Ziarah Kubur
-Fiqh Menjawab”. Lebih-lebih dengan subjudul yang bernada provokatif
“Muhammadiyah Segera Menganjurkan Jamaahnya untuk Yasinan, Tahlilan, dan
Sholawatan”, dan beberapa tulisan semisalnya.
Ketua Umum Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan bahwa tulisan dan berita tersebut
bernada tendensius dan bukan pendapat utuh dari Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Dalam hal ini, Ketua
Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan pandangan sebagai berikut:
- Di beberapa kesempatan ketika ditanya soal ziarah
kubur pendapat sebagai berikut. Bahwa “Ziarah kubur itu sunnah Nabi
seperti sunah Nabi lainnya, untuk mendo’akan dan ingat mati atau ingat
akhirat. Tapi meski sunnah jangan terlalu sering ziarah kubur karena
banyak sunnah Nabi lainnya yang lebih besar yang harus dikerjakan untuk
memajukan umat dan bangsa. Dalam berziarah kubur juga jangan
mengeramatkan, meminta-minta, dan mengkultuskan orang yang mati
maupun mengeramatkan kuburannya sebab perbuatan tersebut dapat menjurus
atau termasuk ke tindakan syirk. Berziarahlah sesuai tuntunan Rasulullah
SAW.
- Muhammadiyah tidak pernah mengeluarkan pendapat
keagamaan maupun menganjurkan Yasinan, Tahlilan, dan Shalawatan
sebagaimana diberitakan dalam tulisan tersebut. Namun membaca Al-Quran
seluruhnya (bukan hanya Surat Yasin), berdzikir kepada Allah (termasuk
melafadzkan tahlil Laa Ilaaha Illa Allah), serta bershalawat kepada Nabi
Muhammad diharuskan dan dianjurkan serta bernilai ibadah bagi setiap
muslim (termasuk warga Muhammadiyah) yang kaifiyahnya mengikuti
tuntunan Rasulullah SAW.
- Info yang benar bahwa makam Ki Bagus tidak hilang, kuburannya ada di Makam Pakuncen Yogyakarta, sebagaimana di Makam tersebut terdapat kuburan HOS Tjokroaminoto.
Sumber: SuaraMuhammadiyah