![]() |
Gambar diambil dari NU Online |
Ikhbar ini diterbitkan
berdasarkan pelaksanaan rukyat di berbagai daerah pada Sabtu (17/3)
petang yang tak berhasil melihat hilal.
Menurut
Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri, karena tim rukyat
tidak menyaksikan bulan sabit tanda awal bulan hijriah, jumlah bulan
Jumadil Akhir disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal).
Pengumuman
ini sesuai dengan prediksi data hisab yang tertuang dalam almanak resmi
Lembaga Falakiyah PBNU yang menyatakan, dari markaz Jakarta, konjungsi
(ijtima') berlangsung pada Sabtu (17/3) pukul 20:13:13 WIB. Tinggi
hilal ada pada minus 0 derajat 21 menit 45 detik.
"Terima kasih atas isytirak (partisipasi) dan isham (kontribusi) Nahdliyyin (dalam pelaksanaan rukyat kali ini)," ujarnya.
Bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram (dimuliakan)
yang disebutkan Al-Qur'an. Tiga bulan lainnya adalah Muharram,
Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Pada bulan-bulan ini umat Islam dianjurkan
untuk meningkatkan ibadah.
Atas dasar keputusan ini, kaum Muslimin sudah bisa memulai puasa Rajab sejak terbit fajar pada Senin pagi.
Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam Al-Adzkâr menjelaskan
bahwa Rasulullah menyambut masuknya bulan Rajab dengan memohon
keberkahan seiring dengan bakal datangnya bulan suci Ramadhan.
Bunyi doa Rasulullah tatkala memasuki bulan mulia ini adalah "Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ (duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan)." (Mahbib Khoiron/Muiz/NUOL)