Pada malam Nishfu Sya’ban disunnahkan untuk memperbanyak permohonan dan
do’a kepada Allah, baik permintaan yang berhubungan dengan kehidupan dunia
maupun yang berhubungan dengan akhirot Namun yang paling utama sebaiknya
meminta ampunan dan keselamatan Dalam hadist disebutkan:
مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ العِيْدَيْنِ وَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ حِيْنَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
Artinya:
“Barang siapa yang menghidupkan
(beribadah) dimalam dua hari Raya (Idul Adha dan Idul Fithri) dan malam pertengahan
dari bulan Sya’ban, maka hatinya tidak mati
ketika hati orang-orang menjadi mati”
Sebagian ulama ada yang menganjurkan untuk
menghidupkan atau memeriahkan malam nishfu Sya’ban dengan berkumpul ramai-ramai
di masjid untuk shalat, berdo’a atau membaca berbagai kisah Namun hal tersebut
adalah suatu amalan yang tidak ada tuntunannya Hadits yang menjelaskan
keutamaan malam Nishfu Sya’ban merupakan hadits dlo’if.
Jika
menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat di rumah dan khusus untuk
dirinya sendiri atau mungkin dilakukan dengan jama’ah tertentu (tanpa
terang-terangan), maka menurut sebagian ulama hal tersebut tidak dilarang
Namun, mayoritas ulama mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang tidak
ada tuntunannya.
Membaca Surat Yasin
Bagi kaum muslimin yang menghidupkan malam Nishfu
Sya’ban (karena mengikuti sebagian ulama yang memperbolehkan), maka dianjurkan
untuk membaca Surat Yasin tiga kali, dilakukan sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama, atau dibaca salah satu dan di-amini oleh yang lain, dibaca
didalam masjid, musholla atau dirumah Ketika membaca supaya niat mencari ridlonya
Allah SWT, dan memohon kepadaNya agar:
Diberi umur
panjang (untuk yasin yang pertama)
Terhidar
dari segala bencana/musibah (untuk yasin yang kedua)
Diberi kemudahan
dalam mencari rizqi (untuk yasin ketiga)
Setelah selesai membaca Surat Yasin kemudian membaca
do’a sebagai berikut :
Doa Yasin Versi Syaikh Al-Allamah Ad-Dairobi
إِلَهِيْ جُوْدُكَ دَلَّنِيْ عَلَيْكَ، وَإِحْسَانُكَ
قَرَّبَنِيْ إِلَيْكَ، أَشْكُوْ إِلَيْكَ مَا لَا يَخْفَى عَلَيْكَ، وَأَسْأَلُكَ مَا
لَا يَعْسُرُ عَلَيْكَ، إِذْ عِلْمُكَ بِحَالِيْ يَكْفِيْ عَنْ سُؤَالِيْ، يَا مُفَرِّجَ
كَرْبِ الْمَكْرُوْبِيْنَ فَرِّجْ عَنِّيْ مَا أَنَا فِيْهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِيْمِنِ، فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْناَهُ
مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِيْنَ، اَللَّهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَ لَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ، ياَ ذَا الطَّوْلِ
وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهَرَ اللَّاجِيْنَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ،
وَمَأْمَنَ وَكَنْزَ الطَّالِبِيْنَ الْخَائِفِيْنَ، اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى
عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقَتَّرًا
عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ، اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ
طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي، وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا
مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ الْحَقُّ فِى
كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ، (يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ
وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ)، أَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ بِحَقِّ التَّجَلِّى
اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ
فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ اْلبَلاَءِ مَا
نَعْلَمُ وَ مَا لا نَعْلَمُ،وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الأَعَزُّ
الْأَكْرَمُ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ
وَ سَلَّمَ اَمِيْنَ.
Artinya:
“Wahai
Tuhanku, kedermawananMu, menunjukan
saya (menghadap) kepadaMu, KebaikanMu mengantarkan aku terhadapMu, KemulyaanMu
mendekatkan aku kepadaMu, Aku mengadu
kepadaMu tentang sesuatu yang tidak samar bagiMu, dan aku memohon sesuatu
yang tidak sulit bagiMu, karena pengetahuanMu, terhadap keadaanku mencukupi dari
permohonanku”
“Wahai Dzat
yang melapangkan deritanya orang-orang yang menderita,
lapangkanlah derita yang sedang menimpa diriku, tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha
Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzolim, maka Kami
(Allah) mengabulkan permohonannya dan menyelamatkannya dari kesusahan,
demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman”
“Ya Allah, wahai dzat yang memberi anugrah, dan tidak menerima
anugrah, Dzat Yang Mulia, Yang Maha Dermawan dan memberi nikmat,
Tiada Tuhan melainkan Engkau Telah jelas
(bagiNya)
orang yang kembali padaNya, yang mohon perlindungan padaNya, yang memohon
keselamatan dari orang-orang yang takut dan menjadi tempat segalanya
bagi orang-orang yang meminta”.
Ya Allah, jika
Engkau telah menentukan dalam buku catatanMu aku termasuk orang yang celaka,
yang terhalang dari rahmatMu, yang tertolak dari ridloMu, dan disempitkan rizqiku, maka
hapuskanlah ketentuan itu Ya Allah, dengan anugerahMu, (hilangkanlah)
ketentuan celaka, terhalang, tertolak dan sempitnya rizqiku Tentukan dalam buku
catatanMu, aku termasuk orang yang bernasib baik, mendapat kemudahan
rizqi dan mendapat pertolongan untuk melakukan kebajikan Sungguh benarlah firmanMu
dalam kitab yang diturunkan kepada utusanMu, (yang artinya) “Allah telah
menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkannya, disisiNyalah terdapat Ummul Kitab”
“Saya memohon kepadaMu ya Allah,
dengan kejelasan yang nyata dalam malam pertengahan Sya’ban yang dimuliakan, segala sesuatu
(yang akan terjadi) telah dipisah-pisahkan waktu kedatangannya dan ditentukan
baik buruknya, (saya memohon) agar bencana/musibah yang kami ketahui atau
yang tidak kami ketahui, dan bencana yang hanya Engkau yang mengetahui, Engkau
jauhkan dari kami Sungguh Engkau Maha Mengalahkan dan Maha Mulia”
“Semoga Allah senantiasa memberikan
rohmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan
sahabatNya”
Catatan:
Setelah selesai membaca Surat Yasin 3 kali, kemudian
membaca do’a di atas 10 kali
Doa Yasin Versi Sebagian Ulama
بِسْمِ اللهِ الرَّحۡمَٰنِ الرَّحِيْمِ
¤ وَصَلَّى اللهُ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ، اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ، ياَ ذَا الطَّوْلِ
وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ،
وَمَأْمَنَ اْلخَائِفِيْنَ، اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِىْ عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ
اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقَتَّرًا عَلَىَّ فِى
الرِّزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِيْ وَاِقْتَارَ
رِزْقِيْ، وَاَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَــــابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا
مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِىْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ،
عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ، (يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ
اُمُّ اْلكِتَابِ)، اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ، فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ
شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ، الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُِّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ
وَ يُبْرَمُ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا
مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ، وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ
أَنْتَ الأَعَزُّ الْأَكْرَمُ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ ¤ اَمِيْنَ
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dan semoga Allah melimpahkan rohmat dan
salam kepada junjungan kita Muhammad, para keluarga dan para sahabatNya
“Ya Allah, wahai Dzat yang
memberi anugrah, dan tidak menerima anugrah, Dzat Yang Mulia, Yang Maha Dermawan dan
memberi nikmat, Tiada Tuhan melainkan Engkau Telah jelas (bagiNya)
orang yang kembali padaNya, yang mohon perlindungan padaNya, yang
memohon keselamatan dari orang-orang yang takut dan menjadi tempat segalanya bagi
orang-orang yang meminta”
“Ya Allah, jika Engkau telah menentukan
dalam buku catatanMu aku termasuk orang yang celaka, yang terhalang dari
rahmatMu, yang tertolak dari ridloMu, dan disempitkan rizqiku, maka
hapuskanlah ketentuan itu Ya Allah, dengan anugrahMu, (hilangkanlah) ketentuan
celaka, terhalang, tertolak dan sempitnya rizqiku Tentukanlah dalam buku
catatanMu, aku termasuk orang yang bernasib baik, mendapat kemudahan rizqi
dan mendapat pertolongan untuk melakukan kebajikan Sungguh benarlah pertolongan
untuk melakukan kebajikan Sungguh benarlah firmanMu dalam kitab yang
diturunkan kepada utusanMu, (yang artinya) ”Allah telah menghapus apa yang Dia kehendaki dan
menetapkannya, disisiNyalah terdapat Ummul Kitab”
“Ya Allah, dengan sangat jelas
dalam malam pertengahan Sya’ban yang dimuliakan, segala sesuatu (yang akan terjadi)
telah dipisahkan-pisahkan waktu kedatangannya dan ditentukan baik buruknya (Oleh
sebab itu aku memohon) agar bencana/musibah yang kami ketahui atau
yang tidak kami ketahui, dan bencana yang hanya Engkau yang
mengetahui, Engkau jauhkan dari kami Sungguh Engkau Maha Mengalahkan dan
Maha Mulia”
“Semoga Allah senantiasa
memberikan rohmat dan kesalamatan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan
sahabatNya”
Catatan:
Setiap selesai membaca Surat Yasin satu kali, maka
do’a tersebut dibaca satu kali
Membaca Dao Nishfu Sya’ban
Doa Nabi Adam AS
Pada malam Nishfu Sya’ban disunnahkan untuk
mengamalkan do’a Nabi Adam AS sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلاَنِيَّتِيْ
فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَالِيْ، وَتَعْلَمُ
مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا
يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِيْ
إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِيْ وَرَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau
mengetahui kerahasiaan dan kejelasan saya, maka terimalah alasan
saya, Engkau mengetahui hajat saya, maka kabulkanlah permintaan saya, Engkau
mengetahui yang ada pada diri saya, maka ampunilah dosa saya”
“Ya Allah, sesungguhnya saya memohon
kepadaMu Iman yang menyentuh hati saya, keyakinan yang benar, sehingga saya mengetahui
bahwa sesungguhnya tidak akan mengenai diri saya, kecuali apa yang telah
Engkau tentukan, jadikanlah saya menerima atas keputusanMu”
Doa Sayyid Wana’i
Lebih utama pada malam Nishfu Sya’ban (dan bulan Ramadlan) memperbanyak
membaca do’a sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ
الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالْعَافِيَةَ
وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau
Maha Pengampun, Maha Mulia, yang senang mengampuni, maka ampunilah saya”
“Ya Allah, saya memohon kepadaMu (untuk
memberikan) ampunan, kesehatan dan keselamatan untuk selamanya didalam agama, dunia
dan akhirat”
Doa Untuk Keselamatan
Pada malam Nishfu Sya’ban do’a berikut dibaca 2375
(dua ribu tiga ratus tujuh puluh lima) kali
لَا إِلهَ إَلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي
كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Artinya:
“Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci
Engkau, sesungguhnya saya bagian dari orang-orang yang menganiaya”
Fadlilah: Insya Allah sepanjang tahun
tersebut akan diselamatkan dari bencana dan musibah, dan dari hal-hal yang
menyusahkan
Hadits riwayat dari Ibnu ‘Abbas menyebutkan:
لَقَدْ كَانَ دُعَاءُ أَخِى يُوْنُسُ عَجِيْبًا,
أَوَّلُهُ تَهْلِيْلٌ, وَ أَوْسَطُهُ تَسْبِيْحٌ, وَآخِرُهُ إِقْرَارٌ بِالذَنْبِ
: لآإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ : مَادَعَا
بِهِ مَهْمُوْمٌ وَلاَ مَغْمُوْمٌ وَلاَ مَكْرُوْبٌ وَلاَ مَدْيُوْنٌ فىِ يَوْمٍ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ إِلاَّ أُسْتُجِيْبَ لَهُ
Artinya:
“Sesungguhnya doa saudaraku Yunus
sangat mengherankan, yang awal beruba tahlil, yang tengah tasbih dan yang akhir
pengakuan dosa, yaitu LAA ILAAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNI KUNTU
MINADZ DZOLIMIN Tak seorangpun yang sedang susah, yang sedang
resah, yang tertimpa musibah dan yang sedang terlilit hutang,
(mau) membacanya 3 kali dalam sehari melainkan dikabulkan hajatnya”
Sholat Sunnah
Pada hari pertama bulan Sya’ban, menurut sebagian
ulama disunnahkan menjalankan sholat sunnah 2 rokaat, dengan metode; Setiap
selesai membaca Surat Al-Fatihah kemudian membaca Ayat Kursi 10 kali dan ayat,
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ
وَ أُوْلُوْا العِلْمِ قَائِمًا بِالقِسْطِ، لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ العَزِيْزُ الحَكِيْمُ
Fadlilah: Barang siapa yang mau menjalankan ibadah sunnah diatas, maka
akan mendapat kenikmatan disurga, dimana mata belum pernah melihat, telinga
belum pernah mendengar dan hati belum pernah membayangkan Selain itu, akan
diselamatkan dari kesulitan dunia, mendapat rizqi yang berlimpah dan diberi
keselamatan pada hari akhir.
Pada malam Nisfu Sya’ban (malam ke-15 Sya’ban),
disunnahkan mengerjakan dua rakaat
shalat sunah dengan cara-cara sebagai berikut:
- Pada malam 15 Sya’ban sesudah kita melaksanakan fardlu Maghrib dan sesudah shalat sunah ba’diyah, lalu kita berdiri lagi untuk mengerjakan shalat sunnah Nisfu Sya’ban
- Lafaz dan niatnya adalah seperti berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِيْلَ
الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى اَللهُ أَكْبَرُ
Artinya:
“Saya niat shalat sunah dua rakaat
karena Allah ta’ala Allahu Akbar”
- Bacaan surat sesudah al-Fatihah:
- Rakaat pertama: Surah al-Kafirun
- Rakaat kedua: Surah al-Ikhlas
- Kerjakanlah dua rakaat sebagaimana salat sunah lainnya Sesudah salam, bacalah surat Yasin sekali dengan niat dan pengharapan kiranya Allah SWT memanjangkan umur kita dalam keadaan tetap beribdah dan taat kepada Allah SWT.
- Sesudah membaca Yasin satu kali, bacalah lagi Yasin untuk kedua kalinya sampai selesai, dengan niat dan pengharapan kiranya Allah SWT memberi kita rezeki yang halal untuk bekal ibdah kepada Allah SWT
- Kemudian membaca Yasin lagi untuk ketiga kalinya dengan niat dan pengharapan kiranya Allah menetapkan iman kita
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْفَضْلِ وَ يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ
يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَاْلاَنْعَامِ،
لَآ اِلَهَ اِلَّا اَنْتَ ظَهْرَاللَّاجِيْنَ وَجَارُ الْمُسْتَجِرِيْنَ وَمَأْمَنَ
الْخَائِفِيْنَ اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِىْ اُمِّ الْكِتَابِ
شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِى الرِّزْقِ
فَامْحُ اَللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِيْ وَاِقْتَارَ
رِزْقِيْ وَاَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ فِيْ اُمّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفِّقًا
لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى
لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُوْ اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ اُمُّ
الْكِتَابِ اِلَهِىْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِىْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ
شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِى يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ
اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لاَ أَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلَّامُ
الْغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya:
“Ya Allah, Tuhan yang memberi dan
tidak ada yang sanggup memberi-Mu Ya Tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan Ya
Tuhan Yang Maha Pemurah dan Pemberi nikmat-nikmat Tidak ada Tuhan selain
Engkau, Yang menolong orang-orang yang memohon pertolongan, melindungi
orang-orang yang meminta perlindungan, dan tempat mengamankan diri bagi
orang-orang yang ketakutan Ya Allah, seandainya Engkau telah menetapkan di
sisi-Mu dalam Kitab Azali bahwa aku termasuk orang celaka atau sedikit rezeki,
terusir atau terhalang, maka dengan kemurahan-Mu hapuskanlah (apa yang tercatat
pada Kitab Azali itu) kecelakaanku, sedikitnya rezekiku, keterusiranku serta
keterhalanganku Lalu tetapkanlah di sisi-Mu dalam Kitab Azali itu (gantilah)
aku menjadi orang yang berbahagia, memperoleh rezeki dan dimudahkan ke jalan
kebaikan Sesunguhnya Engkau berkata dan kata-kata-Mu adalah benar, sebagaimana
tercantum dalam Kitab-Mu yang Engkau turunkan melalui lisan Nabi-Mu yang diutus
(Muhammad), bahwa Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa
yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya ada Induk Kitab Ya Allah, dengan wujud-Mu
yang Agung pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, yang di saat
itu Engkau uraikan dan tetapkan segala urusan yang penuh hikmah, maka
hidarkanlah aku dari bala bencana, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku
ketahui Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi Dengan
limpahan rahmat-Mu, Ya Allah, Tuhan Yang Paling Pengasih di antara yang
mengasihi”
Membaca
Awalnya Surat Ad-Dukhon, Yaitu:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ حم (١)
وَالْكِتَابِ الْمُبِيْنِ (٢) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا
كُنَّا مُنْذِرِيْنَ (٣) فِيْهَا يُفْرَقُ كُلِّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ (٤) أَمْرًا مِنْ
عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَ (٥) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيْمُ (٦) رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوْقِنِيْنَ
(٧) لَآ إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيْتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِيْنَ
(8)
Artinya :
- Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang
- Demi Kitab (Al-Qur’an) yang menjelaskan
- Sesungguhnya, Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya, Kami-lah yang memberi peringatan
- Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah
- (Yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul
- Sebagai rahmat dari Rabb-mu Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui
- Rabb Yang memelihara langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang menyakini
- Tidak ada Rabb (yang berhak disembah), melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Rabb-mu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu.
Sumber: Buku Menggapai Ridha Ilahi: Panduan Lengkap Doa & Dzikir.