Habib
Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz mengatakan bahwa kelompok umat
Islam yang melakukan tindakan anarkis sehingga menyebabkan umat lain
terganggu merupakan umat yang tidak paham tentang ajaran Islam. Kalaupun
mereka adalah orang yang paham akan ajaran Islam, maka mereka adalah
orang yang tidak menjalankan ajaran Islam dengan baik.
“Seandainya
ada umat agama lain yang terganggu oleh oknum agama Islam, saya katakan
bahwa mereka adalah orang yang tidak paham ajaran Islam, atau mereka
tak menjalankan ajaran agama Islam dengan baik,” kata Habib Umar bin
Hafidz di Jakarta, Sabtu (13/10).
Hal itu
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang pernah terusir dan diancam
dibunuh saat meninggalkan Makkah semasa Hijrah ke Madinah. Sekembalinya
Nabi Muhammad ke Makkah (dalam Fathu Makkah), Nabi Muhammad SAW tak
memerangi masyarakat Makkah, namun justru membebaskannya sebagai orang
yang merdeka.
Hal itu dilakukan oleh Nabi
Muhammad karena pada dasarnya Agama Islam mengajarkan kebaikan dan
mencegah terjadinya keburukan di antara sesama umat manusia. Dalam
ajaran Agama Islam disebutkan pula, bahwa sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Pernyataan
itu disampaikan habib Umar dalam Dialog Peradaban Lintas Agama yang
digelar di Hotel Aryaduta Jakarta pada Sabtu (13/10).
Dalam
kesempatan itu, Habib Umar juga menyinggung momentum politik yang
sebentar lagi akan dihadapi oleh Indonesia, yang menurutnya memungkinkan
lahirnya persinggungan dan sengketa antara umat beragama. Dalam
momentum politik semacam ini Habib Umar berpesan agar warga Indonesia
berhati-hati melewatinya untuk tidak melakukan aksi anarkis yang
membahayakan keutuhan berbangsa.
Dalam keadaan
semikian, biasanya ada sekelompok orang orang yang melakukan kejahatan,
memprovoasi kebencian dengan menggunnakan agama untuk tujuan tertentu.
Orang semacam ini, disebutnya tidak akan memiliki kedamaian di hatinya.
“Boleh
jadi ia mendapat kemenangan dan keuntungan, tapi kegundahan dan
kegalauan di hatinya akan tetap ada. Saya mengajak orang yang ingin
mendapatkan harta dan kemenangan, janganlah melakukan dengan cara
memecah belah dan memprovokasi umat manusia,” kata Habib Umar.
Habib
Umar hadir sebagai pembicara utama dalam Dialog Peradaban Lintas Agama
bersama Romo Magnis Suseno, Pendeta Martin Sinaga, Bikku Dhammasubo.
Acara yang dibuka Rais Syuriah PBNU KH Musthofa Aqil Siraj ini merupakan
kegiatan yang diselenggarakan oleh kerja bareng antara Majelis Syuriah
PBNU, Majelis Muwasholah dan Majelis Dzikir Hubbul Wathon.
Dalam
acara tampak sejumlah tokoh dari berbagai agama, baik Islam, Katolik,
Kristen, Budha, dan Konghucu. Ada pula elemen akademisi dan sejumlah
aktivis yang turut hadir dalam forum tersebut. (Ahmad Rozali/NUOL)