Tirakat Pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari soal Pancasila

Tirakat Pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari soal Pancasila

Rabu, 01 Juni 2022, Juni 01, 2022



MuslimKota.com -  Setiap 1 Juni, kita memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia. Peringatan Hari Lahir Pancasila ini merupakan amanat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016.


Hal ini sebagai bentuk penghargaan perjuangan para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila diharapkan masyarakat bersama-sama memeriahkan dan menyemarakkan Bulan Pancasila yaitu dimulai 1 Juni hingga 18 Agustus.


Kelahiran Pancasila tidak lepas dari peran sentral tokoh sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadlratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari.  Dikutip dari laman NU Online, sebelum menerima rumusan Pancasila, KH. Hasyim Asy'ari melakukan tirakat atau menjalani laku spiritual dengan memohon kepada Allah SWT untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.


Tirakat tersebut di antaranya dengan menjalankan puasa tiga hari, mengkhatamkan Al Qur'an, shalat istikharah, dan membaca surat Al-Kahfi hingga puluhan kali.


Berikut ritual lengkap KH Hasyim Asy'ari saat menerima rumusan Pancasila:


Ketika Pancasila datang kepadaku. Aku meminta petunjuk Allah dengan puasa 3 hari, mengkhatamkan Al-Qur'an dan membaca Al-Fatihah, padaayat 'iyya kana budu waiya kanastain' aku baca 350 kali. Setelah puasa 3 hari, aku lanjutkan shalat istikhoroh 2 rakaat, pada rakaat pertama aku baca surat At-Taubah 41 kali, rakaat kedua surat Al-Kahfi 41 kali. Sebelum tidur aku membaca ayat terakhir surat Al-Kahfi 11 kali.


Paginya, Kiai Hasyim Asy’ari memanggil anaknya Wahid Hasyim dengan mengatakan bahwa Pancasila sudah betul secara syar’i sehingga apa yang tertulis dalam Piagam Jakarta (Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) perlu dihapus karena Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip ketauhidan dalam Islam.


Sila-sila lain yang termaktub dalam sila ke-2 hingga sila ke-5 juga sudah sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip ajaran Islam. Karena ajaran Islam juga mencakup kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Atas ikhtiar lahir dan batin Kiai Hasyim Asy’ari tersebut, akhirnya rumusan Pancasila bisa diterima oleh semua pihak dan menjadi pemersatu bangsa Indonesia hingga saat ini.


Peran Kiai Wahid Hasyim bukan hanya mampu menjabarkan Pancasila secara teologis dan filosofis terhadap rumusan awal yang diajukan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945, tetapi juga menegaskan bahwa umat Islam Indonesia sebagai mayoritas menunjukkan sikap inklusivitasnya terhadap seluruh bangsa Indonesia yang majemuk sehingga Pancasila merupakan dasar negara yang merepresentasikan seluruh bangsa Indonesia.


Menurut salah satu Sejarawan NU, KH. Abdul Mun’im DZ dalam bukunya Fragmen NU (2016), tidak bisa dipungkiri bahwa dalam menjabarkan Pancasila, Kiai Wahid berangkat dari tradisi dan keilmuan pesantren, sehingga bisa dikatakan bahwa Pancasila merupakan kristalisasi ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Di titik inilah menurut Mun’im, NU dan seluruh bangsa Indonesia bukan hanya wajib mengamalkan, tetapi juga wajib mengamankan Pancasila.


TerPopuler